Sejarah Desa Tamberu Barat

Desa Tamberu Barat merupakan salah satu Desa yang terletak di Kecamatan Sokobanah Kabupaten Sampang. Tidak banyak yang dapat diketahui mengenai sejarah dari Desa kecil nan elok ini. Namun, dari beberapa informasi yag kami dapatkan, dahulu di Desa ini ada salah seorang ulama penyebaran agama islam yang hidup sekitar ± 586 tahun yang lalu. Penyebaran agama islam saat itu dilakukan oleh Sayyid Utsman bin Ali bin Abdullah Habsyi yang merupakan utusan dari Raja Mesir yang bernama Raja Khusain, untuk melakukan penyebaran agama islam tersebut kebetulan beliau ( Sayyid Utsman) secara tidak langsung singgah dan menetap di daerah Tamberu Barat ini setelah proses penyebaran agama islam didaerah sebelumnya.

Sayyid Utsman bin Ali bin Abdullah Habsyi meninggal ditempat pertapaannya yang berada di Dusun Lon Kettang ( tempat dzikir dan doa ) selasa legi, bulan sya’ban 1350 H . Kabarnya, karomah yang dianugrahkan kepada beliau, sungguh luar biasa. Beliau mampu menciptakan sawah secara ghaib didaerah gunung yang penuh bebatuan hanya dalam waktu satu malam.  Selain itu beliau juga mendapat karomah untuk memunculkan sumber air yang sampai sekarang masih bisa dimanfaatkan masyarakat. Disaat beliau meninggalpun, keajaiban kembali terjadi ketika tercipta pagar batu ( beto kalennir) yang konon juga tercipta dengan sendirinya dalam jangka waktu satu malam setelah meninggalnya beliau. Informasi  tersebut kami terima dari pemaparan juru kunci pesarean (komplek makam), beliau bernama Bapak Fudholi.
 Beliau adalah seorang warga Dusun Panasan Daja yang senantiasa merawat pasarean tersebut. Perlu diketahui, pesarean Sayyid Utsman sendiri berada di Dusun Lon Kettang. Konon, beliau yang diutus oleh rajanya untuk menyebarkan agama islam, kemuadian berjuang bersama Raden Agung Santoro yang kebetulan merupakan seorang keturunan kerajaan solo yang juga berinisiatif untuk menyebarkan agama islam. Adapun Pasarean Raden Santoro sendiri bertempat di Dusun Paneneran, yang juga termasuk sub Desa Tamberu Barat. Kembali pada pasarean Sayyid Utsman, pasarean ini ramai dikunjungi para penziarah. Biasanya para penziarah yang memiliki nadzar menyembelih satu ekor kabing untuk
 satu nadzarnya, kemudian dimasak di pasarean ( Di dekat pasarean ada dapur yang memang sengaja disediankan untuk memasak para penziarah) yang setelah itu dimakan bersama para penziarah lain, juga warga yang kebetulan lewat atau warga sekitar yang diajak. Hal tersebut merupakan kebiasaan masyarakat sejak lama sehingga dianggap masih dalam taraf normal dan tidak menyimpang dari norma agama.
  
SHARE

Milan Tomic

Hi. I’m Designer of Blog Magic. I’m CEO/Founder of ThemeXpose. I’m Creative Art Director, Web Designer, UI/UX Designer, Interaction Designer, Industrial Designer, Web Developer, Business Enthusiast, StartUp Enthusiast, Speaker, Writer and Photographer. Inspired to make things looks better.

  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
    Blogger Comment

3 komentar:

  1. Th 2003 pernah singgah disini,waktu itu juru kuncinya masih ayahnya bpk fudloli

    BalasHapus
    Balasan
    1. Smg anda dpat barokahnya aminn ya robbal alamin

      Hapus
  2. Saya pernah kesini. Kebetulan sy punya hajat mau prg ke malaysia . Dan waktu sy pergi kergi ke sini pada thn 2022bulan 5 dn tgl nya sy lupa. Hari kamis mlm jumaat. . Alhamduliilah sampai di sana. Sekitar jam 5 sore . Kebetulan desa sy tidak jauh sanget dari tempat itu ia itu desa karang penang kab sampang ...... Ttd khodari smg dapat barokahnya dari sayyid usman bin ali bin abdullah alhabsyi

    BalasHapus